Setelah
melewati Masa Advent, maka sampailah kita pada hari yang ditunggu-tunggu, yaitu
Hari dimana kita memperingati kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Selama masa
Advent kita diberi kesempatan untuk mengisinya dengan mempersiapkan hati kita untuk menjadi orang
yang lebih baik dan menyucikan hati ini dengan melakukan hal-hal baik. Tapi
sebenarnya apakah makna dari hari Natal itu sendiri? Apakah Natal itu harus
kita rayakan dengan pesta pora? Apakah perayaan Natal itu harus berarti selalu
memakai baju baru? Tidak salah jika kita memang ingin memakai baju baru, tetapi
paling tidak kita dapat memahami makna Natal yang sesungguhnya. Natal sendiri
sebenarnya mempunyai beberapa makna.
Natal
adalah “pengorbanan.” Yesus Kristus telah rela datang ke dunia untuk
membebaskan kita umat manusia dari segala belenggu dosa dan memberikan kita
hidup kekal nantinya di Surga bersama-sama dengan-Nya. Tapi, apakah yang dapat
kita korbankan untuk Yesus Kristus?
Natal
adalah “solidaritas.” Yesus Kristus adalah anak Allah yang Kudus. Tetapi Dia
rela untuk lahir ke dunia dan mengambil rupa sebagai seorang manusia/hamba agar
dapat mati bagi dosa-dosa dunia. Yesus Kristus sendiri pada hakekatnya setara
dengan Allah (Flp 2:5-11).
Natal
adalah “kesederhanaan”. Yesus Kristus bukanlah lahir di tempat mewah, melainkan
Dia lahir hanya di sebuah kandang domba. Yesus Kristus bukanlah terlahir dalam
sebuah istana dan bukan dari keluarga yang hidup berkelimpahan harta benda,
melainkan Dia lahir dari sebuah keluarga sederhana dan Dia lahir di sebuah kota
kecil yakni Betlehem. Kelahiran-Nya bukan diberitakan kepada para Raja ataupun
orang besar lainnya, namun hanya kepada para pengembala domba yang sederhana
(Luk 2:8-12). Jadi kita patut merayakan Natal secara sederhana bukan dengan
penuh kemewahan. Seperti layaknya peristiwa Natal yang pertama.
Natal
adalah universal. Natal itu adalah untuk segala bangsa. Hal ini dapat dilihat
dari pemberitahuan Malaikat kepada para gembala di padang Efrata (Luk 2:10).
Natal itu adalah “Pesta Hati”. Untuk apa merayakan Natal dengan hati yang usang dan luka-luka menganga dan meradang bernanah? Untuk apa pesta Natal dengan hidangan penuh kemewahan tetapi dengan hati yang tidak lahir baru dan hambar karens musuh ada dimana-mana? Dengan rasa hati yang basi. Untuk apa pesta yang akan kita wujudkan untuk menyambut lahirnya Sang Juru Selamat, kalau kita tidak mempersiapkan sebuah hidup baru dan Kudus di hadapan-Nya? Kita seharusnya merayakan peristiwa Natal dengan rasa penuh damai dan suka cita. Kita lengkapi Puji-pujian yang kita nyanyikan dengan perbuatan. Aksi-aksi sosial yang kita persembahkan untuk Tuhan melalui sesama kita lakukan dengan tulus hati. Bukanlah sekedar kebohongan publik semata. Mari kita terus mengoreksi batin, masihkah ada dendam/luka di hati? Kita sambut kelahiran Yesus Kristus dengan hati yang bersih dan Kudus. Selamat Natal. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Petugas Misa Malam Natal pk 18.00 (Rian dan Wina bersama Ketua Liturgi Sr Baptista PI) |
Petugas Misa Malam Natal pk 20.30 ( Anton dan Lisa bersama Rm Bambang Rudianto SJ) |
Petugas Misa Natal pk 7.00 (Sherly dan Cynthia bersama Rm Nicolaus Dibyadarmaja SJ) |
Petugas Misa Natal pk 9.00 Misa anak-anak (Yansen dan Vinda bersama Rm Agustinus Purwantoro SJ & Rm Bambang Rudianto SJ) |
Petugas Misa Natal pk 18.00 (Revina dan Ita bersama Rm Agustinus Purwantoro SJ) |
Cr : dari berbagai sumber
Merry christmas 2018 and Happy new year 2019. Semoga damai sejahtera selalu menyertai kita. Dan komunitas Lektor Lektris St. Petrus dan Paulus semakin exist dan solid selalu. Selalu melayani dari hati dan penuh kerendahan hati. Love you all .. Gbu.
BalasHapus😍😙😙😙
Merry Christmast 2018 Jesus Bless us
BalasHapusMerry Christmas everyone. May this Christmas brings joyful, happiness, peace and many bless for all of you :)
BalasHapus