Rabu, 28 November 2018

[SHARING IMAN] Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini?


“Untuk apa aku ada di dunia ini?” Itu adalah pertanyaan yang dulu selalu terlintas di benakku. Mengapa aku harus hidup di dunia ini ketika aku merasa semuanya tidak adil. Ketika aku merasa kebahagiaan tidak pernah datang menghampiri. Ketika aku merasa menjadi “Unwanted Child”. Kehadiranku pernah tidak diinginkan orangtuaku sendiri. Berkali-kali orangtuaku ingin menggugurkanku sehingga tidak dilahirkan ke dunia. Namun aku yang bahkan masih setitik benih tetap mempunyai semangat tinggi atau mungkin “keras kepala” untuk tetap bertahan hidup. Sampai akhirnya orangtuaku berhenti mencoba untuk “membunuhku” dan membiarkan aku hidup. Mungkin karena Tuhan pula lah yang berkehendak atas kelahiranku. Bertahun-tahun aku hidup dengan adanya sesuatu yang hilang yang bahkan aku sendiri tidak mengerti apa. Sewaktu aku berusia 4 atau 5 tahun aku bersekolah di TK Katolik dan sering pergi ke gereja. Namun semenjak aku berusia 6 tahun dan masuk tingkat SD, aku pindah sekolah dan diharuskan untuk mengikuti pelajaran agama yang dianut oleh ayahku. Aku menjalani itu sampai aku dewasa dan lulus. Tapi selama itu pula aku tidak pernah merasakan kedamaian dan suka cita saat menjalaninya. Aku merasa kosong. Aku merasa Hampa. Aku selalu merindukan untuk kembali ke gereja dan berdoa di sana. Aku merasa kedamaian dan suka cita saat memasuki gereja. Pernah suatu kali aku berniat untuk mulai mempelajari Agama Katolik, namun ayahku mengeluarkan perkataan yang membuatku tidak mungkin untuk melakukannya. Dan waktu itu aku belum cukup berani untuk terus melangkah dan memenuhi “panggilan-Nya’. Sampai suatu ketika keluargaku mengalami musibah yang terjadi secara bertubi-tubi dimana cukup mengguncang kehidupan kami. Kami hampir kehilangan segalanya bahkan tempat tinggal. Di saat itulah aku merasa goyah dan sangat membutuhkan adanya ‘sesuatu’ yang dapat membuatku terasa damai dan tidak kehilangan arah untuk menopangku agar tetap bertahan. Akhirnya aku membulatkan tekad dan memenuhi panggilan-Nya dengan keberanian untuk terus maju agar aku dapat menjadi salah satu umat Katolik. Proses sampai saatnya aku dibaptis penuh dengan adegan drama terjadi di dalam keluarga karena adanya pertentangan dari orangtua. Berkat dukungan dari orang-orang di sekitarku dan tentunya hikmat dari Tuhan aku tetap teguh menjalani dan perlahan orangtuaku pun dapat menerima keputusan yang ku ambil.

Aku dibaptis dan lahir kembali menjadi diriku yang baru. Dimana aku satu per satu memenuhi panggilannya untuk melayani dan pada akhirnya aktif menjadi salah satu anggota Lektor. Dan aku sangat bersyukur dapat bergabung bersama Komunitas Lektor karena aku merasakan kebahagiaan itu. Aku memiliki sebuah keluarga yang begitu berarti dalam hidupku. Keluarga yang juga sangat menyayangiku. Mulai saat itulah pertanyaan yang selama ini ada di benakku itu mulai terjawab. Salah seorang katekis pernah berkata padaku saat aku sedang mengikuti pembinaan Krisma, “Kita semua lahir di dunia ini untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan.” Kata-kata itu sungguh mengena di hatiku dan aku pun berpikir kalau aku sungguh ingin menjadi perpanjangan tangan-Nya. Aku juga menemukan sebuah buku secara tidak sengaja yang cukup memberikanku jawaban atas pertanyaanku selama ini. Buku ini sungguh sangat memberikanku inspirasi dan motivasi untuk terus menjalani hidupku, sebuah buku karya Rick Warren “The Purpose Driven Life: Untuk Apa Aku Ada Di Dunia Ini?” salah satu kutipan yang paling berkesan adalah ketika Warren mengatakan bahwa tidak ada satu orangpun yang terlahir di dunia ini sebagai sebuah ‘kecelakaan’. Ya, Tuhan sungguh-sungguh menginginkan kehadiranku di dunia ini. Aku percaya bahwa aku terlahir di dunia untuk mengemban sebuah misi dari-Nya. Melalui pelayanan sebagai seorang Lektor, aku merasa Karunia yang telah diberikan oleh Tuhan tidak sia-sia. Dimana  aku menjadi “berguna” untuk orang lain.  Berkat pertolongan-Nya menopang hidupku, aku tidak merasa lagi sebagai “Unwanted Child” Because He let me born to this world and He wanted me to be born in this world. Because I believe that His plan is bigger than my dream. Rancangan Tuhan selalu indah. “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Pkh 3:11). Untuk orang-orang yang selama ini merasa tersesat dalam hidup, dan mungkin pernah juga memiliki pertanyaan yang sama tentang tujuan hidupnya di dunia, tetaplah percaya dan yakin bahwa Tuhan kita Yesus Kristus tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia yang sangat menyayangi kita tidak akan mungkin membuat kita menderita. Percayalah bahwa Tuhan punya rencana indah untuk hidup kita. Dialah yang mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Just pray and keep the faith in Him. I love Jesus Christ and Jesus love me. ^_^



Salam Penulis,

F. S

Minggu, 25 November 2018

Monthly Meeting November 2018


Pada rapat di bulan November kali ini kami tidak hanya melaksanakan rutinitas rapat bulanan saja, tetapi kami juga melakukan ibadah atau doa bersama untuk para arwah orang-orang terkasih. Karena kami sebagai orang Katolik di bulan November adalah waktu untuk mendoakan orang-orang terkasih yang telah pergi mendahului kami. Kami berharap kiranya doa kami dapat membantu mereka yang berada di Purgatorium. Beginilah suasana rapat hari ini...







Terima kasih untuk Frans yang sudah menyiapkan konsumsi untuk kami. God bless you.





Pada kesempatan kali ini kami turut memberikan kado ulang tahun untuk ketua kami tercinta, Mommy Jeni yang berulang tahun pada tangaal 8 November lalu. 













WE LOVE YOU SO MUCH MOMMY









Sabtu, 24 November 2018

[SHARING IMAN] “Pelayanan Itu Berat, Biar Aku Aja”

Ini Sharing Imanku
Ada bermacam-macam pelayanan dalam Gereja Katolik. Ada pelayanan dalam hal pengajaran, dalam hal paduan suara, dalam hal pembinaan anak usia dini sampai dewasa dan ada pelayanan dalam hal lektor dan lain sebagianya.  Sesuai dengan isi Alkitab 1 Korintus  12 : 4-5 “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan tetapi satu Tuhan”.

Tahun 2005 aku masuk dalam komunitas Lektor/lektris bulannya lupa. Tapi satu hal yg aku ingat adalah, di tahun itu aku pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta sebagai pendatang, utk mengadu nasip. Semuanya masih baru dan semuanya masih terasa asing bagiku. Tapi satu hal yg terbersit dalam pikiranku adalah, aku harus mencari gereja terdekat. Dan akhirnya ketemulah Gereja Santo Petrus dan Paulus Mangga Besar.

Tidak perlu aku critakan gimana prosesnya aku bisa masuk menjadi lektor. Tapi yg jelas, ujian iman dalam pelayanan itu muncul ketika aku aku tinggal di daerah Gedong panjang kawasan Kota Tua sebagai karyawan Bengkel Mobil.  Dengan gaji yang pas dan ngepres aku harus bisa muter otak gimana bisa hidup sehari hari dan pelayanan bisa seiring sejalan.

Hari itu hari kamis (kalau tdk salah), aku dapat tugas lektor pagi, Karena waktu itu uang udah menipis , akhirnya aku pinjam sepeda temenku utk berangkat ke gereja untuk tugas. Karena kalau aku naik angkot, uangku tdk cukup karena harus 2 kali naik angkot.  Jam 5 pagi aku mulai gowes sepeda arah Gereja. Perjalan yg tadinya lancar, tiba tiba kacau gara gara terkendala oleh rantai sepeda yg suka lepas. Itupun tdk terjadi 1 kali bahkan berkali kali. Dari Stasiun Beos sampai Olimo udah tdk dapat terhitung lagi berapa kali rantai itu lepas. Antara takut telat tugas dan rantai lepas menjadi dilema waktu itu. Berangkat rapi, tapi waktu itu tangan udah belepotan oli karena sering perbaiki rantai yg lepas ditambah badan yg udah basah karena keringat. Dalam hati aku hanya bisa berdoa “Tuhan, beginikah beratnya pelayanan terhadapMU ?”

Dan Puji Tuhan akhirnya jam 5:45 WIB aku sampai gereja dengan badan penuh keringat dan tangan belepotan oli. Aku ke kamar mandi dulu utk bersih bersih. Setelah itu aku langsung menuju Sakristi utk persiapan tugas lektor.  Puji Tuhan aku dapat melaksakan tugas dengan baik. Setelah  misa aku langsung menuju Goa Maria utk sekedar curhat tentang kejadian yang kualami tadi. Aku hanya berdoa "Bunda aku hanya mau sepeda motor, supaya aku bisa terus melayani" 

Setelah itu aku langsung pulang. dan herannya rantai yg tadinya suka lepas, pas waktu pulang hanya  lepas 1 kali. Dan doa yang aku panjatkan itu, terjawab kurang dari 1 bulan. 

"Tuhan Selalu punya rancangan yang luar biasa jika kita setia KepadaNya"


Salam Kasih Dalam Kristus
Penulis

S.O.J

[RENUNGAN] Menjaga Iman di Masa Pandemic

Tanpa PSBB Ketat, ICU RS Corona di Jakarta Diprediksi Penuh 15 September. (Line Today) Mulai Senin Depan Perkantoran di Jakarta Wajib Full W...