“Untuk apa aku ada di dunia ini?” Itu
adalah pertanyaan yang dulu selalu terlintas di benakku. Mengapa aku harus
hidup di dunia ini ketika aku merasa semuanya tidak adil. Ketika aku merasa
kebahagiaan tidak pernah datang menghampiri. Ketika aku merasa menjadi
“Unwanted Child”. Kehadiranku pernah tidak diinginkan orangtuaku sendiri.
Berkali-kali orangtuaku ingin menggugurkanku sehingga tidak dilahirkan ke
dunia. Namun aku yang bahkan masih setitik benih tetap mempunyai semangat
tinggi atau mungkin “keras kepala” untuk tetap bertahan hidup. Sampai akhirnya
orangtuaku berhenti mencoba untuk “membunuhku” dan membiarkan aku hidup. Mungkin
karena Tuhan pula lah yang berkehendak atas kelahiranku. Bertahun-tahun aku
hidup dengan adanya sesuatu yang hilang yang bahkan aku sendiri tidak mengerti
apa. Sewaktu aku berusia 4 atau 5 tahun aku bersekolah di TK Katolik dan sering
pergi ke gereja. Namun semenjak aku berusia 6 tahun dan masuk tingkat SD, aku
pindah sekolah dan diharuskan untuk mengikuti pelajaran agama yang dianut oleh
ayahku. Aku menjalani itu sampai aku dewasa dan lulus. Tapi selama itu pula aku
tidak pernah merasakan kedamaian dan suka cita saat menjalaninya. Aku merasa
kosong. Aku merasa Hampa. Aku selalu merindukan untuk kembali ke gereja dan
berdoa di sana. Aku merasa kedamaian dan suka cita saat memasuki gereja. Pernah
suatu kali aku berniat untuk mulai mempelajari Agama Katolik, namun ayahku
mengeluarkan perkataan yang membuatku tidak mungkin untuk melakukannya. Dan
waktu itu aku belum cukup berani untuk terus melangkah dan memenuhi
“panggilan-Nya’. Sampai suatu ketika keluargaku mengalami musibah yang terjadi
secara bertubi-tubi dimana cukup mengguncang kehidupan kami. Kami hampir
kehilangan segalanya bahkan tempat tinggal. Di saat itulah aku merasa goyah dan
sangat membutuhkan adanya ‘sesuatu’ yang dapat membuatku terasa damai dan tidak
kehilangan arah untuk menopangku agar tetap bertahan. Akhirnya aku membulatkan
tekad dan memenuhi panggilan-Nya dengan keberanian untuk terus maju agar aku
dapat menjadi salah satu umat Katolik. Proses sampai saatnya aku dibaptis penuh
dengan adegan drama terjadi di dalam keluarga karena adanya pertentangan dari
orangtua. Berkat dukungan dari orang-orang di sekitarku dan tentunya hikmat
dari Tuhan aku tetap teguh menjalani dan perlahan orangtuaku pun dapat menerima
keputusan yang ku ambil.
Aku dibaptis dan lahir kembali menjadi
diriku yang baru. Dimana aku satu per satu memenuhi panggilannya untuk melayani
dan pada akhirnya aktif menjadi salah satu anggota Lektor. Dan
aku sangat bersyukur dapat bergabung bersama Komunitas Lektor karena aku
merasakan kebahagiaan itu. Aku memiliki sebuah keluarga yang begitu berarti
dalam hidupku. Keluarga yang juga sangat menyayangiku. Mulai saat itulah
pertanyaan yang selama ini ada di benakku itu mulai terjawab. Salah seorang
katekis pernah berkata padaku saat aku sedang mengikuti pembinaan Krisma, “Kita
semua lahir di dunia ini untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan.” Kata-kata
itu sungguh mengena di hatiku dan aku pun berpikir kalau aku sungguh ingin
menjadi perpanjangan tangan-Nya. Aku juga menemukan sebuah buku secara tidak
sengaja yang cukup memberikanku jawaban atas pertanyaanku selama ini. Buku ini
sungguh sangat memberikanku inspirasi dan motivasi untuk terus menjalani
hidupku, sebuah buku karya Rick Warren “The Purpose Driven Life: Untuk Apa Aku
Ada Di Dunia Ini?” salah satu kutipan yang paling berkesan adalah ketika Warren
mengatakan bahwa tidak ada satu orangpun yang terlahir di dunia ini sebagai
sebuah ‘kecelakaan’. Ya, Tuhan sungguh-sungguh menginginkan kehadiranku di
dunia ini. Aku percaya bahwa aku terlahir di dunia untuk mengemban sebuah misi
dari-Nya. Melalui pelayanan sebagai seorang Lektor, aku merasa Karunia yang
telah diberikan oleh Tuhan tidak sia-sia. Dimana aku menjadi “berguna” untuk orang lain. Berkat pertolongan-Nya menopang hidupku, aku
tidak merasa lagi sebagai “Unwanted Child” Because He let me born to this world
and He wanted me to be born in this world. Because I believe that His plan is bigger
than my dream. Rancangan Tuhan selalu indah. “Ia membuat segala sesuatu indah
pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir”
(Pkh 3:11). Untuk orang-orang yang selama ini merasa tersesat dalam hidup, dan
mungkin pernah juga memiliki pertanyaan yang sama tentang tujuan hidupnya di
dunia, tetaplah percaya dan yakin bahwa Tuhan kita Yesus Kristus tidak akan
pernah meninggalkan kita. Dia yang sangat menyayangi kita tidak akan mungkin
membuat kita menderita. Percayalah bahwa Tuhan punya rencana indah untuk hidup
kita. Dialah yang mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Just pray and keep
the faith in Him. I love Jesus Christ and Jesus love me. ^_^
Salam Penulis,
F. S