Senin, 07 Januari 2019

[SHARING IMAN] Makna Kelahiran

Sebuah sharing iman saat Natal 2018 dan pergantian ke tahun 2019

Belum lama momen Natal kita rayakan sebagai umat Katolik. Tahun juga sudah berganti dengan tahun yang baru. Adakah yang berkesan sepanjang perjalanan hidup melewati dua peristiwa yang juga dirayakan dunia itu?
     Bagi saya secara pribadi, ada. Tiap tahun bersama keluarga, saudara, kerabat, dan semua relasi Kristiani termasuk sahabat-sahabat lektor dan lektris semua, saya merayakan Natal sebagai kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, Sang Juru selamat. Tuhan lahir dalam diri semua manusia serta mempersatukan kita, dan itu terpatri dalam pikiran saya selama bertahun-tahun sebagai orang Katolik.
     Tapi Natal tahun kemarin jauh berbeda buat saya sendiri. Selama bertahun-tahun, saya sekedar mengikuti jejak kaum beriman untuk mempersiapkan hari raya dengan berdoa, mengikuti novena persiapannya, mengaku dosa, dan sebisa mungkin datang pada pertemuan Adven di wilayah. Itu semua memang dianjurkan, dan juga tidaklah salah.
     Dua momen berkesan datang dalam hidup saya pada Natal dan pergantian tahun ini. Siang ini, saya merenungkan kebahagiaan seorang teman sekolah yang baru saja mendapat hadiah spesial dari Tuhan dengan kehadiran seorang bayi mungil sebagai anak kedua mereka. Kelahiran yang juga membahagiakan satu grup WA (WhatsApp) reuni kelas kami itu terjadi tepat tengah hari pada tanggal 31 Desember kemarin.
     Di grup kami, teman saya menceritakan kalau sebenarnya dirinya bersama si istri merencanakan kelahiran buah hati tepat di hari Natal. Tapi karena (katanya) berat calon bayi belum memenuhi, jadinya diundur ke hari terakhir tahun 2018 kemarin. Jadi, sudah pasti sepanjang 31 Desember hingga 1 Januari ini, grup kami banyak ucapan selamat kelahiran anak baru, termasuk dari saya sendiri.
     Kenapa saya merenungkan peristiwa ini?
     Teman sekolah saya menunda kelahiran bayinya hingga akhir tahun. Itu sudah menjadi rencana mereka, tapi hari lahirnya ya ditentukan oleh Tuhan. Hal yang sama juga ‘terjadi’ pada diri saya. Saya memang masih singel, tapi Tuhan memberikan ‘anak’ kepada saya dalam bentuk lain. Dia memang sungguh Sang Maha Adil. Sang ‘anak’ pemberian Tuhan ini tanpa saya duga bisa lahir persis pada hari peringatan dunia akan kelahiran-Nya sebagai manusia biasa, alias ya Natal.
     Berbeda dengan istri teman saya yang pasti merasakan penderitaan secara fisik untuk melahirkan buah hatinya, saya juga merasakan ‘penderitaan’ lain selama satu (1) minggu lamanya. Kalau teman saya menemani istrinya, saya ditemani keponakan sulung yang terbiasa menginap di rumah saya selama waktu libur sekolahnya. Selama malam-malam itu, saya berjuang merevisi tulisan yang sudah saya bentuk sebelumnya. Membaca ulang, memikirkan bagaimana bagusnya, dan mengubah bagian-bagian yang tidak memuaskan; terus menerus dilakukan sampai dini hari, dan dilanjutkan lagi siang harinya.
     Siang ini, sembari merenungkan kedua momen membahagiakan ini, saya membagikannya kepada seorang teman wanita kami yang lain, dengan sebuah postingan singkat di akun WA miliknya. Dia membalas ‘kalian emang cucok’
     Tuhan emang bekerja dengan rencana dan kehendak-Nya sendiri yang sering tidak kita pahami; dan terlebih, Dia suka memberikan kita kejutan-kejutan hidup kecil yang tanpa kita duga sebelumnya loh.
Selamat menjalani tahun 2019 dengan kehidupan dan harapan yang baru...
Terima kasih telah membaca cerita sharing sederhana yang disempurnakan oleh Tuhan sendiri ini.
Kiranya Tuhan senantiasa memberi berkat dan perlindungan kepada kita semua beserta keluarga kita masing-masing.

Salam Penulis,

NN

[RENUNGAN] Menjaga Iman di Masa Pandemic

Tanpa PSBB Ketat, ICU RS Corona di Jakarta Diprediksi Penuh 15 September. (Line Today) Mulai Senin Depan Perkantoran di Jakarta Wajib Full W...